Kopi Luwak merupakan kopi yang dipilih dan dikonsumsi
oleh hewan yang bernama Luwak (Paradoxorus Hermaproditus) atau lebih
dikenal dengan sebutan musang. Musang adalah hewan yang mirip dengan kucing,
akan tetapi mempunyai mulut yang lebih lonjong dan ekor yang lebih panjang,
musang biasanya kurang terbiasa memiliki kontak dengan manusia, ia cenderung
menjauhi manusia. Ia lebih senang berkeliaran pada malam hari, mencari mangsa
maupun untuk datang ke perkebunan kopi.
Belum diketahui secara pasti berapa banyak musang yang
hidup di Dataran Tinggi Gayo, Namun dapat dikatakan habitat musang lebih banyak
berada pada iklim tropis, seperti di Gayo ini. Pekebunan kopi Arabica di Gayo
lebih kurang mencapai 85.000 ha, yang kesemuanya adalah perkebunan rakyat. Maka
tidak heran dengan luas lahan perkebunan kopi seperti itu juga mendukung
produksi kopi luwak.
Musang sendiri mempunyai penciuman yang sangat tajam dan
memiliki naluri memilih biji kopi yang telah matang sempurna untuk dikonsumsi.
Sebenarnya kopi bukanlah makanan pokok untuk musang, musang sendiri hanya
mengkonsumsi kopi sebagai makanan penutup, oleh karena itu jika dipaksakan
dengan system penangkaran, selain merusak habitat musang juga dapat
mempengaruhi kualitas kopi yang dihasilkan.
Gabah kopi luwak liar yang telah dikeringkan